Senin, 15 September 2014

Sejarah Kabupaten Paser

SUKU DAYAK PASER

Suku Dayak Paser adalah suku bangsa yang tanah asalnya berada di tenggara Kalimantan Timur yaitu di Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara, Balikpapan dan Kab.Kotabaru. Suku Paser sebagian besar beragama Islam maupun beragama Kristen dan telah mendirikan kerajaan Islam yaitu Kesultanan Pasir (Kerajaan Sadurangas) jadi termasuk ke dalam suku yang berbudaya Melayu (budaya kesultanan/lingkungan hukum adat Melayu). Kemungkinan suku Paser masih berkerabat dengan suku Dayak Lawangan yang termasuk suku Dayak dari rumpun Ot Danum.

 Wilayah-wilayah yang di diami oleh suku dayak Paser antara lain :

1. Kabupaten Penajam Paser Utara

Kabupaten Penajam Paser Utara, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Penajam. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara disebelah Utara, sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar dan Kota Balikpapan, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pasir dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat. Penajam merupakan kabupaten termuda di provinsi Kalimantan Timur yang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Pasir.

2. Kabupaten Paser

Daerah Penajam Paser Utara secara formal awalnya masuk dalam wilayah Kabupaten Paser, namun atas inisiatif dan prakarsa sejumlah masyarakat yang akhirnya mengkristal menjadi sebuah tim yang bernama Tim Sukses Wilayah Utara Menuju Kabupaten yang menginginkan agar masyarakat di empat wilayah kecamatan yang ada di wilayah ini dapat hidup lebih aman, makmur dan sejahtera lahir bathin, akhirnya tim ini mendesak pada Pemerintah pusat dan DPR-RI untuk menetapkan daerah ini menjadi sebuah kabupaten baru di Kalimantan Timur dan terpisah dari kabupaten induk.

Kabupaten termuda ke dua di Kalimantan Timur

 Akhirnya setelah melalui perjuangan panjang yang dilakukan oleh masyarakat yang bercita–cita untuk dapat hidup lebih sejahtera dapat tercapai. Ini ditandai dengan terbentuknya Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara secara yuridis formal berdasarkan UU No. 7 tahun 2002 yang berisi tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara. Dengan dikeluarkannya Undang-undang nomor 7 tahun 2002 ini, maka empat kecamatan, yakni Kecamatan Penajam, Waru, Babulu dan Sepaku telah resmi menjadi satu dalam wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara yang merupakan Kabupaten ke-13 di Provinsi Kalimantan Timur.

 

Benuo Taka


Benuo Taka yang artinya Daerah Kita atau Kampung Halaman Kita adalah kata semboyan pada lambang daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. Semboyan ini mengadopsi dari bahasa Suku Paser yang bermakna bahwa Kabupaten Penajam Paser Utara terdiri dari berbagai suku, ras, agama dan budaya namun tetap merupakan satu kesatuan ikatan kekeluargaan.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara dibentuk melalui UU No. 7 Tahun 2002 tanggal 10 April 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur. [3] Pemimpin Daerah Pertama di Penajam Paser Utara adalah Bupati Yusran Aspar dengan Wakil Bupati Ihwan Datu Adam periode 2003-2008, Ihwan Datu Adam sempat menjadi Plt Bupati, mengantikan Yusran Aspar yang berhalangan tetap dalam menjalankan Pemerintahan. Untuk periode berikutnya, Kabupaten Penajam Paser Utara dipimpin oleh pasangan H. Andi Harahap - Drs. H. Mustaqim MZ, MM. Namun Di Pilkada 2013 ini Andi harahap tampaknya harus kehilangan jabatannya setelah direbut lagi Yusran Aspar.

Data wilayah

 - Kependudukan
 Kabupaten Penajam Paser Utara berdasarkan hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010 mempunyai jumlah penduduk sebesar 142.693 jiwa dengan komposisi 74.705 penduduk laki-laki dan 67.988 penduduk perempuan.

- Potensi wilayah

Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki Sumber Daya Alam yang cukup banyak dan beragam, baik sumber daya hutan berikut hasil ikutannya, perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan ,pertambangan serta Kehutanan (PT. Innedonghwa yang mulai limbung akhir tahun 2012 setelah upah buruh naik memphk ribuan karyawannya). Potensi ekonomi tersebut merupakan peluang bagi penduduk untuk menambah pendapatan mereka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

- Pariwisata

 Potensi pariwisata di Kabupaten Penajam Paser Utara sangat didukung oleh letak posisinya yang strategis sebagai pintu gerbang trans Kalimantan serta menjadi lalu lintas perdagangan antar provinsi.

- Wisata bahari

  • Pantai Tanjung Jumlai
Pantai Tanjung Jumlai memiiki lebar pantai kurang lebih 100-150 meter dengan bentangan pantai sepanjang 15 km. Pantai Tanjung Jumlai memiliki panorama yang eksotis dan memiliki pasir kwarsa kasar sehingga dasar laut dapat terlihat jelas. Selain bisa menikmati kawasan pantai yang asri, kawasan pantai Tnjung Jumlai juga memiliki areal yang bisa digunakan sebagai areal perkemahan.
  • Pantai Sipakario (Nipah-Nipah)
Pantai Sipakario yang oleh masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara biasa disebut dengan "Pantai Nipah-Nipah" mempunyai letak yang strategis karena berada tepat diteluk Balikpapan dan berjarak 8 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Penajam Paser Utara. Sunset juga dapat dinikmati dari Pantai Sipakario.
  • Pulau Gusung
Obyek Wisata Pulau Gusung berada di kawasan Pantai Tanjung Jumlai memiliki 4 gugusan Pasir Gusung atau timbunan pasir laut yang dikelilingi areal terumbu karang (coral reef) yang terdiri dari 56 jenis karang dan 47 jenis ikan, baik ikan yang dapat dikonsumsi maupun ikan hias. Selain itu, diperairan Pulau Gusung juga terdapat salah satu jenis ikan langka yang dilindungi yaitu Ikan Napoleon. Menariknya, sekitar 80% terumbu karang yang ditemukan di kawasan Pulau Pusung adalah terumbu karang hidup yang langka dan kini sulit ditemukan.

- Wisata seni dan budaya

Penduduk asli dari Kabupaten Penajam Paser Utara adalah Suku Dayak Paser. Namun hingga saat ini Suku Dayak Paser seolah-olah menjadi suku minoritas karena mereka bermukim di pelosok-pelosok dan pedalaman. Daerah kota terutama ditempati oleh pembauran berbagai suku di Indonesia yang juga sudah banyak menempati wilayah pedalaman dan merupakan masyarakat mayoritas di Kabupaten ini. Seni dan budaya Kabupaten Penajam Paser Utara pun tidak terlepas dari kebudayaan suku Dayak Paser. Suku asli banyak terdapat di desa desa seperti desa sepan, bukit subur, dan sungai riko (Penajam).

 

# Pesta adat

  • Pesta Adat Nondoi
Nondoi merupakan pesta adat suku Dayak Paser. Pesta Adat Nondoi dilaksanakan 2 tahun sekali. Dalam Pesta Adat Nondoi dilaksanakan upacara pesta panen, syukuran, pagelaran tari dan lain-lain.
  • Pesta Pantai Sipakario
Pesta Pantai Sipakario diadakan dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Penajam Paser Utara. Pesta Pantai Sipakario diadakan setiap tahun. Adapun materi acara adalah Festival Layang-layang dan Lomba Perahu Hias, Parade Band, pagelaran tari dan lain-lain.
  • Pesta Pantai Lango
Pesta Adat Pantai Lango diadakan dalam rangka memperingati bulan Safar. Rangkaian upacara yang diadakan adalah pelarungan sesaji ke laut dengan tujuan agar penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan diberi kelimpahan hasil laut.

# Seni Tari

  • Uok Botung
Uok Botung artinya Hantu Bambu, adalah tarian pedalaman suku Dayak Paser yang digarap oleh Sanggar Seni Entero Penajam Paser Utara merupakan tarian yang menceritakan tentang keberadaan Uok Botung yang sangat mengganggu ketenteraman masyarakat. Hal tersebut membuat prihatin 5 orang pemuda yang kemudian tergerak semangatnya untuk membantu masyarakat mengusir Uok Botung tersebut. Namun karena Uok Botung memiliki kesaktian yang amat sangat luar biasa maka kelima pemuda tersebut tidak dapat mengalahkan Uok Botung. Hal tersebut kemudian membuat iba Dewi Bumi dan merasa harus turun tangan membantu 5 orang pemuda tersebut dengan cara menurunkan kesaktiannya. Akhirnya berkat bantuan Dewi Bumi, 5 orang pemuda tersebut mampu mengalahkan Uok Botung dengan cara menerbangkan Mandau mereka.
  • Tari Jepen Ampiek Muslimah
Tari Jepen Ampiek Muslimah adalah tarian Pesisir yang mengangkat cerita tentang perilaku gadis muslim pesisir yang beranjak dewasa dan sedang mencari jati diri. Gerak yang mengambil pola kehidupan keseharian wanita muslim dalam menapaki kehidupan, membuat tarian ini menjadi tarian yang dinamis namun tidak terlepas dari norma-norma seorang wanita muslim yang diolah sedemikian rupa sehingga terciptalah sebuah tari dengan gaya dan ciri khas yang terpancar dari kostum dan gerak.

  • Tari Kode Bura (Kera Putih)
Tari Kode Bura menggambarkan seekor kera putiang mrmcoba melindungi habitat burung Tukuk yang selalu diburu oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab terhadap kelestarian satwa yang dimiliki masyarakat suku Paser.
Pada suatu hari sekelompok burung Tukuk sedang bermain, tanpa mereka sadari bahaya sedang mengintai dan kegembiraan mereka tidaklah berlangsung lama karena salah satu dari mereka tiba-tiba roboh dan mati ditembus anak sumpit seorang pemburu. Datanglah seekor kera putih yang marah terhadap pemburu dan perkelahian pun terjadi antara pemburu dengan kode bura dan pada akhirnya sang pemburu kalah. Seluruh penghuni hutan pun bergembira karena sang pemburu telah tewas. Tarian ini mengingatkan pada kita agar selalu mencintai dan menyayangi hutan dan satwa yang ada agar terhindar dari kepunahan.
  • Tari Rentak Penajam
  • Tari Lenggang Taka
  • Ronggeng Paser
# Bahasa
Dalam kehidupan bermasyarakat dan kehidupan sehari - hari, penduduk di Kabupaten Penajam Paser Utara mayoritas menggunakan Bahasa Indonesia karena merupakan akulturasi dari berbagai suku, terutama Suku Banjar, Bugis, Jawa, Nusa Tenggara, Sumatera, Maluku, dan Dayak Paser.

Gambar-gambar tentang wilayah suku Dayak Paser.




 


Masjid Agung Nurul Falah Tanah Grogot

 

 

 

 






 

Taman Putri Shaleha

 







Taman Alam Lembayung








Kandilo Plaza








Taman Makam Pahlawan Daya Taka

1 komentar:

  1. Maaf admin, tolong title nya diperbaiki..
    Suku Paser adalah Suku Paser sendiri..
    bukan Dayak Paser..
    Jadi tolong diperbaiki..
    Terimakasih.

    BalasHapus